NUNUKAN – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya memperkuat ketahanan pangan nasional melalui program Perluasan Areal Tanam (PAT), salah satunya dengan menggenjot penanaman padi gogo dengan sawit (two ship) di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Kalimantan Utara (Kaltara).
Program PAT melalui penanaman padi gogo ini bertujuan mencapai target produksi 35 juta ton beras tahun 2024, dan memanfaatkan lahan secara optimal, terutama di tengah ancaman krisis pangan global, termasuk mengendalikan inflasi akibat kenaikan harga komoditas beras dalam negeri.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan, menekankan bahwa pompanisasi dan pengoptimalan lahan seperti melalui tumpang sisip padi gogo harus dilakukan secara masif, cepat, dan tepat sasaran.
“Program penanaman Padi Gogo didukung dengan pompanisasi. Mesin pompa air tersebut untuk mengakomodir pengairan di lahan yang ditanami padi. Kita optimalkan lahan dan kerahkan pompanisasi untuk meningkatkan produktivitas padi nasional di tengah tantangan yang ada,” kata Amran.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti. Dalam berbagai kesempatan ia menekankan urgensi mempercepat pompanisasi, pengoptimalan lahan termasuk menggenjot penanaman padi gogo.
Sebab, kata Santi, meski tengah menghadapi kondisi cuaca ekstrem seperti El Nino, kondisi geopolitik, termasuk ketidak pastian kondisi politik global, Mentan Amran tetap berambisi untuk segera mengembalikan swasambada pangan di Indonesia.
“Kita menghadapi beberapa kondisi cuaca ekstrem, kemudian juga kondisi geopolitik. Tahun kemarin kita impor cukup besar. Mentan terus mendorong kita semua untuk mengembalikan swasembada di Indonesia. kita ingin meningkatkan produksi padi secara signifikan,” kata Santi.
Untuk itu, BPPSDM Kementan terus mengencarkan berbagai program dan kegiatan untuk mendukung suksesnya program PAT seperti penanaman padi gogo, agar target produksi beras termasuk swasembada pangan di Indonesia dapat terealisasi.
Hal ini sebagaimana diaktualisasikan Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDM Kementan, Muhammad Amin di daerah Kalimantan Utara. Pada Sabtu (31/8/), Amin hadir membersamai para petani di Desa Samaenre, kecamatan Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, Kaltara untuk menggenjot penanaman padi gogo di sela-sela sawit.
Kegiatan tanam padi gogo ini juga terlaksana berkat kerjasama dengan jajaran Dinas Pertanian Kabupaten Nunukan serta Koramil Kecamatan Sei Menggaris.
“Alhamdulillah saat ini kita melakukan tanam padi gogo secara two ship dengan kelapa sawit. Ini adalah langkah awal, selanjutnya akan dilakukan secara serempak di seluruh kabupaten se Kalimantan Utara,” kata Amin.
Amin menuturkan, Kabupaten Nunukan hanya di targetkan 484 hektar untuk kegiatan tumpang sisip. Potensi padi gogo desa ini saja ada 100 hektar.
Melihat potensi desa-desa yang lain, menurut Amin, tentu target ini akan cepat tercapai. Dengan melihat problematika pangan yang ada secara umum, seharusnya Nunukan dapat berkontribusi lebih.
“kita akan meminta jajaran Dinas Pertanian Kabupaten Nunukan untuk terus mendorong petani menanam padi gogo, sebab potensi perkebunan sawit yang sangat luas, sehingga berpotensi untuk diselingi padi gogo,” kata Amin.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian, Muhtar sangat mendukung program percepatan tanam yang digagas oleh Kementan, salah satunya adalah tanam padi Gogo. Menurutnya, apapun yang bisa menanggulangi ketahanan pangan nasional harus ditanam kelakarnya di sela-sela tanam.
“Target produksi beras kami di Dinas Pertanian untuk tahun 2024 adalah 37 ribu ton gabah. Pengejaran swasembada beras itu bisa dilakukan dengan optimalisasi lahan yang ada atau dengan percetakan sawah baru,” kata Muhtar
Sementara itu, Rosni, kepala Desa Samaenre, Nunukan, Kaltara mengucapkan terimakasih atas kunjungan Kepala Pusat Pelatihan Pertanian serta jajaran Dinas Pertanian. “Selamat datang dan terimakasih sudah berkunjung ke Desa Samaenre Semaja,” ujarnya.
“Desa ini sangat ingin ada kegiatan-kegiatan dari dinas pertanian yang bisa menunjang meningkatnya ketahanan pangan dan perkebunan,” ujar Rosni. CHA