Jakarta — Kementerian Pertanian Melalui Direktorat Jenderal Perkebunan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Starbucks Coffee Company sebagai langkah strategis memperkuat ekosistem kopi nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani. Penandatanganan yang berlangsung di Jakarta ini menandai komitmen bersama untuk mendorong produktivitas, keberlanjutan, dan daya saing kopi Indonesia di pasar global.
Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Abdul Roni Angkat, menyampaikan bahwa kerja sama ini menjadi momentum penting dalam pengembangan komoditas kopi nasional. “Pemerintah mengambil langkah strategis untuk memberdayakan petani kopi kecil, meningkatkan produktivitas, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi kopi global. Kami bangga dapat bermitra dengan Starbucks yang konsisten mendukung petani Indonesia,” ujarnya (2/11/25).
Melalui kemitraan bertajuk TEKAD (Tani, Ekspor, Kopi, Ajar, dan Dana), Starbucks mendukung empat area kolaborasi utama, yaitu Seed and Seedling Donation Program (program donasi benih dan bibit), Agronomy Trainer Development (pengembangan pelatih agronomi), Coffee Milling Equipment Donation (donasi peralatan pengolahan kopi hemat air), Biological Pest Control Trial in Aceh (uji coba pengendalian hama biologis di Aceh). Seluruh program tersebut akan dijalankan hingga 2027 pada berbagai wilayah penghasil kopi seperti Aceh, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sumatra Utara, dan Sulawesi Selatan.
Presiden Starbucks Asia Pasifik, Chanda Beppu, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung Indonesia sebagai salah satu produsen kopi arabika penting dunia. “Setelah lebih dari lima dekade membeli kopi dari kepulauan Indonesia, MoU ini menjadi tonggak penting dalam kemitraan jangka panjang kami dengan komunitas petani,” ungkapnya.
General Manager Starbucks Farmer Support Center, Masyitah Daud, menambahkan bahwa pusat pelatihan agronomi Starbucks di Sumatra telah memberikan manfaat bagi ribuan petani melalui distribusi jutaan benih, pendampingan, dan penguatan kelembagaan tani sejak 2021.
MoU ini juga melibatkan Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute (ICCRI). Pemimpinnya, Dini Astika Sari, menyatakan kebanggaan ICCRI dapat berperan dalam pengembangan teknologi kopi berkelanjutan. Program dengan Starbucks mencakup peningkatan bahan tanam, pengendalian hama berbasis hayati, hingga praktik pengolahan rendah emisi.
Selain memperkuat sektor hulu melalui peningkatan kapasitas petani dan adanya jaminan ketelusuran, kerja sama ini juga mendukung berbagai prioritas pengembangan kopi Indonesia yang kini difokuskan pemerintah. Upaya tersebut meliputi peningkatan produktivitas perkebunan rakyat, penguatan kemitraan antara petani dan industri, adopsi praktik budidaya yang adaptif serta ramah lingkungan, peningkatan pendapatan petani, hingga keterlibatan generasi muda dalam usaha perkebunan. Pemerintah juga mendorong kolaborasi riset dan teknologi, mulai dari pengembangan benih unggul, pelatihan, hingga penguatan teknologi pascapanen.
Di sisi hilir, kerja sama ini menekankan pentingnya penguatan industri pengolahan sebagai langkah meningkatkan nilai tambah komoditas perkebunan, khususnya kopi. Langkah tersebut dilakukan melalui diversifikasi produk olahan, peningkatan sertifikasi mutu, serta perluasan akses ke pasar premium. Hilirisasi menjadi kunci agar petani tidak hanya berperan sebagai pemasok bahan baku, tetapi juga memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar dari keseluruhan rantai nilai industri kopi, baik di tingkat nasional maupun global.
Kemitraan ini juga mendukung Program ABT Kementan khususnya komoditi Kopi tahun 2025–2026 yang menargetkan pengembangan kawasan kopi seluas 99.500 hektare serta penyediaan 99,5 juta batang benih unggul.
Kementerian Pertanian berharap kerja sama dengan sektor swasta seperti Starbucks dapat memperkuat ketahanan petani terhadap perubahan iklim, membuka akses teknologi dan pasar premium, serta mendorong regenerasi petani muda. Dengan sinergi yang terarah dan berkelanjutan, kerja sama ini diyakini akan memperkokoh posisi Indonesia sebagai salah satu produsen kopi utama dunia dan meningkatkan kesejahteraan jutaan keluarga petani di berbagai daerah. SY












