Sinergi Program Kementan Hadapi El Nino

JAKARTA – Dalam upaya peningkatan produksi pangan, khususnya pangan asal ternak untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan tujuan ekspor, Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng para pelaku usaha untuk saling berkolaborasi dan berinvestasi dalam bidang peternakan. Pemenuhan pangan, termasuk pangan asal ternak mendorong Kementan untuk membangun program prioritas pertanian berbasis korporasi dan presisi, sehingga diharapkan Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa peternakan dunia saat ini dalam kondisi yang terpuruk akibat pakan ternak yang sulit karena tersapu banjir dan cuaca ekstrem. Hal ini terjadi di seluruh dunia yang berdampak langsung pada alur distribusi.

“Produksi peternakan besok mungkin saja bisa terganggu akibat cuaca ekstrem yang berdampak pada pakans sehingga dunia mengalami inflasi tinggi. Di Indonesia ada 273 juta orang yang makan daging, ini harus kita pikirkan dan menjadi tanggung jawab kita”, ujar Mentan Syahrul.

Dalam acara Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) Volume 25, Jum’at (21/07/2023) secara virtual Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian mengatakan bahwa sudah terbukti suatu negara akan runtuh, manakala pangan bermasalah. Yang namanya paceklik sudah terjadi sejak lama, yang namanya fenomena alam sering terjadi.

“Terkait El Nino, ternyata para ahli menemukan titik kontrol ada di Samudra Pasifik sehingga ini dijadikan ukuran melihat iklim global termasuk iklim Indonesia”, ujar Kabadan Dedi.

Kabadan menambahkan bahwa puncak El Nino ada di bulan Agustus hingga September, musim kemarau ini kita harus hati-hati dan langkah-langkah yang harus dihadapai adalah adaptasi dan mitigasi karena El Nino sudah terjadi.

Menurut Narasumber MSPP, Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Makmun mengatakan bahawa dampak El Nino dibidang peternakan antara lain berkurangnya sumber air, penurunan kuantitas dan kualitas pakan ternak serta munculnya penyakit hewan.

Baca Juga :   Sekilas Tentang STDB Karet

“Pada bidang peternakan kami mengantisipasi strategi dengan mitigasi daerah terdampak utama diantaranya dengan penyediaan air dan sumber air, penyediaan atau penyimpanan pakan dan sumber pakan serta manajemen kesehatan hewan”, ujar Makmun.

Makmun kembali menjelaskan jika langkah strategi menghadapi El Nino adalah penyediaan dan revitalisasi sumber air, pemanfaatan tanaman toleran kekeringan, pemanfaatan biomassa pakan, bank pakan dan Bimtek bagi peternak.

“Untuk antisipasi kekeringan diperlukan penyediaan air dan sumber air dengan menggunakan embung dan sumber air untuk menampung cadangan air untuk kebutuhan musim kemarau pertanian dan peternakan”, pungkasnya. HV/NF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *