Kementan Maksimalkan Teknologi Smart Farming Hadapi Perubahan Iklim

Berita, General31 Dilihat

Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mengantisipasi perubahan iklim salah satunya dengan memaksimalkan pertanian modern atau Smart Farming.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, perubahan iklim tidak bisa ditangani dengan cara yang biasa-biasa saja.

“Karena, perubahan iklim bisa mengancam hasil pertanian. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi serta terobosan untuk menghadapinya. Salah satunya melalui Smart Farming,” jelas Mentan Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi pada acara Ngobrol Asyik (Ngobras) Penyuluhan Edisi Khusus PENAS Petani Nelayan XVI, Selasa (13/06/2023) mengatakan harapannya bahwa melalui Smart Farming dampak perubahan iklim dan El Nino dapat diminimalisir. Selain itu produksi pangan terjaga efisiensi meningkat dan ramah lingkungan”, ujar Dedi Nursyamsi.

Tema Ngobras kali ini Gelar Percontohan Pengembangan Agribisnis BPPSDMP pada PENAS Petani Nelayan XVI di Padang, Kabadan Dedi menambahkan bahwa pada Gelar Percontohan Pengembangan Agribisnis terdapat inovasi teknologi pertanian, termasuk didalamnya Smart Farming yang dilakukan oleh petani milenial.

Pada PENAS Petani Nelayan XVI, Gelar Percontohan diramaikan oleh semua Eselon 1 Kementan, ini merupakan ajang unjuk gigi para petani milenial yang sebelumnya mereka sebagai pengikut, namun di PENAS sekarang petani milenial tampil di agribisnisnya masing-masing”, jelas Kabadan Dedi.

Terpisah, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan), Bustanul Arifin mengatakan bahwa kegiatan Ngobras dilaksanakan setiap Selasa, karena kali ini edisi khusus maka Ngobras dilaksanakan langsung di lokasi PENAS Petani Nelayan XVI di Kota Padang.

BPPSDMP ikut berpartisipasi dalam Gelar Teknolgi (Geltek) dengan menampilkan miniatur Pusat Penyuluhan Desa (Posluhdes). Hal ini sesuai dengan arahan Mentan SYL bahwa PENAS kali ini harus naik kelas dan bertemakan teknologi modern, ujar Bustanul.

Posluhdes tidak harus berbentuk rumah tetapi saung juga bisa seperti di gelar percontohan di PENAS saat ini, dengan di kelilingi oleh berbagai tanaman, peternakan, adapun fungsi posluhdes sebagai tempatnya kordinasi antara petani dan penyuluh pertanian, tempat curhatnya mereka. Karena fungsi Posluhdes sebagai tempat pertemuan para Penyuluh Pertanian, pelaku utama, pelaku usaha untuk melakukan berbagai macam kegiatan”, imbuhnya. HV/NF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *