Kecamatan Pasrujambe di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, selain dikenal sebagai penghasil durian, juga penghasil ubi jalar dengan berbagai macam varietas yang ditanam oleh petani. Antara lain ubi madu yang memiliki cira rasa yang khas, ubi HCS yang dikenal sebagai penghasil tepung ubi. Cita rasa yang khas dari ubi ini, disebabkan Kecamatan Pasrujambe berada di bawah puncak Gunung Semeru dengan tanah aluvial suburnya.
Untuk meningkatkan SDM petani khususnya ubi jalar di Kecamatan Pasrujambe, Kementerian Pertanian melalui Balai Penelitian Kacang dan Umbi (Balitkabi), melakukan Bimtek Padat Karya Percepatan Diseminasi Aneka Kacang dan Umbi. Kegiatan ini dilaksanakan pada 10/03/2021, bertempat di gudang petani ini dengan menghadirkan 100 petani ubi madu. Kegiatan ini juga merupakan kerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang bersama Balitkabi.
Pemasaran ubi madu dari Kecamatan Pasrujambe telah banyak beredar keluar daerah. Para konsumen dari luar daerah seperti Bandung, Cirebon, Mojokerto dan Jember, telah lama menjadikan u bi jalar dari Pasrujambe sebagai produk incarannya. MoU tahun 2021 berupa kesepakatan pembelian ubi jalar petani oleh PT INDOWOOYANG Cirebon dengan kontinyuitas ubi segar 180 ton/ bulan. Sementara itu olahan ubi jalar dari Pasrujambe dalam bentuk pasta dan aneka olahan telah diekspor ke beberapa negara seperti Jepang, Korea Selatan dan Singapura.
Dalam sesi diskusi dan tanya jawab, petani berkeinginan di bangun pabrik dengan syarat memenuhi standar ekspor berupa bentuk ubi ukuran ubi maupun bentuk olahan tepung dan pasta.
Salah satu petani ubi jalar, Hariyanto dari Desa Pasrujambe mengatakan, bahwa ia menanam 5 ha dan berharap harga ubi jalar tetap stabil dengan adanya pabrik yang dibangun dekat wilayah produksi.
Kegitan bimtek ini menghadirkan dua pemateri dari Balitkabi yaitu Bambang Sri Koentjoro dan Febri Cahya Indriani, memberikan materi dengan topik ubi alteratif pengganti beras dan terigu serta SOP budidaya ubi.
Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Bimtek Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertanian. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu fokus Kementan. “Salah satu fokus kita adalah meningkatan kualitas SDM. Dengan SDM yang berkualitas tersebut, kita akan meningkatkan pertanian,” tegas SYL.
Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, juga menyampaikan pentingnya peningkatan SDM. “Jika ingin pertanian maju, majukan dahulu kualitas SDM. Karena SDM yang berkualitas bisa menghadirkan inovasi dan terobosan-terobosan yang dibutuhkan pertanian,” ujar Dedi. Mahlul Akbar/ Yeni