Angkat Tema Pupuk Organik, Siswa SMK PP Sembawa Juarai Lomba Vlog 1st Agripolyfest

MALANG- Siswa tingkat XI SMK PP Negeri Sembawa Neza Dwi Lestari dan Syafani Dwi Narulyta dari progam studi Agribisnis Ternak Unggas (ATU) SMK PP Negeri Sembawa berhasil meraih juara harapan I pada lomba vlog Contest Pertanian 1st Agricultural Polytechnic Festival (1st Agripolyfest) 18-19 November 2022 menyingkirkan 90 peserta lainnya.

Neza mengangkat tema tentang Pembuatan pupuk kompos bokasi dari hasil limbah penyulingan serai wangi.

Hal yang dilakukan oleh siswa SMK PP Negeri Sembawa ini menjawab tantangan Menteri pertanian Syahrul Yasin Limpo, yang meminta agar semua pihak berperan dalam membangun integrated farming yang mengintegrasikan beberapa usaha tanaman.

Diantaranya, tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan yang dikelola secara terpadu. Kementerian Pertanian tidak bisa sendirian dalam mempertahankan ketahanan pangan nasional saat kondisi pemanasan global.

Selaras dengan Mentan Syahrul, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi selalu mengajak instan pertanian untuk terus berinovasi dalam bidang pertanian seperti pembuatan pupuk organik dalam integrated farming.

Vlog pembuatan kompos bokasi dari limbah hasil penyulingan serai wangi, di latar belakangi oleh kelangkahan dan mahalnya harga pupuk kimia. Sehingga kami ingin memberikan alternatif dengan membuat pupuk organik dengan bahan baku yang melimpah di sekolah kami.

SMK PP Negeri Sembawa memiliki empat program studi tetapi ada tiga program studi yang saling berintegrasi untuk melakukan pemanfaatan limbah hasil penyulingan serai wangi yaitu gribisnis Tanaman Perkebunan melakukan budidaya serai wangi, Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian melakukan pengolahan serai wangi menjadi minyak serai dan turunannya, sehingga menghasilkan limbah, Agribisnis Ternak Unggas yang menghasilkan feses ternak ruminansia.

Neza memaparkan limbah hasil penyulingan serai wangi diolah bersamaan dengan feses ternak ruminansia sehingga menjadi pupuk kompos organik. Pupuk kompos adalah bahan bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bahan pembusuk yang bekerja didalam bahan organik tersebut.

Baca Juga :   Revisi Permentan 01 Tahun 2018: Perlukah?

“Bahan yang digunakan antara lain dedak yang menjadi salah satu makanan bagi bakteri, karena dedak banyak mengandung karbohidrat. Ketika bakteri makan, maka akan mempercepat perkembangbiakan bakteri tersebut.

Feses ruminansia (sapi) karena ketersediaan bahan organik ini cukup melimpah di sekolah kami. Jika tidak diolah kembali maka lingkungan akan tercemar. Efektiv Mikroorganisme (EM4) adalah larutan yang mengandung bakteri asam laktat yang berfungsi sebagai pengurai bahan organik. Molases atau tetes tebu merupakan produk sampingan dari industri pengolahan gula yang masih mengandung gula. Molases merupakan sumber energi bagi bakteri juga membantu mempercepat proses pengomposan”, papar Neza.

Kepala SMK PP Negeri Sembawa Yudi Astoni menyampaikan bahwa apa yang dilakukan siswa SMK PP Negeri Sembawa bisa menjadi solusi bahwa pupuk kompos organik diharapkan mampu mengatas langkahnya pupuk dan mahalnya harga pupuk kimia, serta vlog ini dapat bermanfaat dan menebarkan informasi kepada masyarakat khususnya di dunia pertanian. SMKPP Negeri Sembawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *